Pengamatan
Objek
A. Sikap Ilmiah
Apa yang dimaksud sikap ilmiah? Sikap ilmiah merupakan
sikap yang harus dimiliki seseorang saat melakukan proses ilmiah untuk
menghasilkan produk ilmu. Beberapa sikap ilmiah yang penting dimiliki dan harus
dikembangkan dalam melakukan pengamatan adalah sebagai berikut.
1.
Peka terhadap Lingkungan
Seorang ilmuwan harus memiliki sikap peka terhadap perubahan lingkungan yang ada.
Seorang ilmuwan harus memiliki sikap peka terhadap perubahan lingkungan yang ada.
2.
Selalu Ingin Tahu
Seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi biasanya akan banyak bertanya. Keingintahuan atas sesuatu dapat menjadi dasar ditemukannya konsep , teori , dan hukum dalam bidang sains.
Seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi biasanya akan banyak bertanya. Keingintahuan atas sesuatu dapat menjadi dasar ditemukannya konsep , teori , dan hukum dalam bidang sains.
3.
Berani Mencoba
Rasa ingin tahu yang tinggi apabila tidak disertai dengan keberanian mencoba.maka tidak akan terwujud. Seorang ilmuwan harus berani mencoba untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang ada dalam pikiran.
Rasa ingin tahu yang tinggi apabila tidak disertai dengan keberanian mencoba.maka tidak akan terwujud. Seorang ilmuwan harus berani mencoba untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang ada dalam pikiran.
4.
Jujur
Pengamatan yang dilakukan tentunya akan mendapatkan hasil. seburuk apapun hasil yang diperoleh kita tidak boleh memanipulasinya. Meskipun hal itu tidak sesuai dengan keinginan kita.
Pengamatan yang dilakukan tentunya akan mendapatkan hasil. seburuk apapun hasil yang diperoleh kita tidak boleh memanipulasinya. Meskipun hal itu tidak sesuai dengan keinginan kita.
5.
Objektif
Seorang ilmuwan harus dapat bersikap objektif, yang artinya gejala yang ditemukan tidak memihak pada seseorang yang belum jelas dasarnya.
Seorang ilmuwan harus dapat bersikap objektif, yang artinya gejala yang ditemukan tidak memihak pada seseorang yang belum jelas dasarnya.
6.
Bertanggung Jawab
Secara ilmiah ataupun moral hasil penelitian harus dapat dipertanggung jawabkan. keselamatan masyarakat dan lingkungan harus diutamakan.
Secara ilmiah ataupun moral hasil penelitian harus dapat dipertanggung jawabkan. keselamatan masyarakat dan lingkungan harus diutamakan.
7.
Terbuka
Seorang peneliti harus bisa berpikir positif dan berterus terang. Berani menerima saran dan kritikan untuk mendapatkan hasil yang baik.
Seorang peneliti harus bisa berpikir positif dan berterus terang. Berani menerima saran dan kritikan untuk mendapatkan hasil yang baik.
8.
Ulet
Dalam melakukan pengamatan membutuhkan suatu keuletan dan jangan mudah putus asa. Apabila gagal maka kita mencari jawaban atas kegagalan tersebut.
Dalam melakukan pengamatan membutuhkan suatu keuletan dan jangan mudah putus asa. Apabila gagal maka kita mencari jawaban atas kegagalan tersebut.
B.
Kinerja Ilmiah
Supaya memperoleh hasil yang optimal dalam melakukan pengamatan, maka perlu dilakukan langkah-langkah yang terencana dan sistematis. Metode yang paling baik digunakan adalah metode ilmiah. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut.
Supaya memperoleh hasil yang optimal dalam melakukan pengamatan, maka perlu dilakukan langkah-langkah yang terencana dan sistematis. Metode yang paling baik digunakan adalah metode ilmiah. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut.
1.
Merumuskan Masalah
Sebelum melakukan pengamatan tentunya muncul masalah. Yang dimaksud masalah disini adalah segala sesuatu yang akan dipecahkan melalui penelitian atau pengamatan. Masalah-masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan ilmiah. Adanya perumusan masalah, maka arah pengamatan akan lebih jelas. dalam perumusan masalah juga ditentukan variabel-variabel apa saja yang berpengaruh terhadap penelitian. Variabel tersebut memiliki nilai, dapat berubah atau diubah.
Sebelum melakukan pengamatan tentunya muncul masalah. Yang dimaksud masalah disini adalah segala sesuatu yang akan dipecahkan melalui penelitian atau pengamatan. Masalah-masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan ilmiah. Adanya perumusan masalah, maka arah pengamatan akan lebih jelas. dalam perumusan masalah juga ditentukan variabel-variabel apa saja yang berpengaruh terhadap penelitian. Variabel tersebut memiliki nilai, dapat berubah atau diubah.
2.
Menyusun Dasar Teori
Pertanyaan-pertanyaan yang ada dijawab secara logis melalui teori-teori yang telah ada. Teori-teori yang ada didapatkan dari hasil penelitian orang sebelumnya yang telah diakui kebenarannya. Pencarian dasar teori dapat melalui buku-buku di perputakaan ataupun jurnal-jurnal di internet.
Pertanyaan-pertanyaan yang ada dijawab secara logis melalui teori-teori yang telah ada. Teori-teori yang ada didapatkan dari hasil penelitian orang sebelumnya yang telah diakui kebenarannya. Pencarian dasar teori dapat melalui buku-buku di perputakaan ataupun jurnal-jurnal di internet.
3.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang akan dipecahkan. Pengambilan hipotesis ini berdasarkan kesimpulan pada dasar teori.
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang akan dipecahkan. Pengambilan hipotesis ini berdasarkan kesimpulan pada dasar teori.
4.
Menguji Hipotesis
Untuk menguji kebenaran hipotesis dapat dilakukan melalui eksperimen. Alat dan bahan serta cara kerja diperhatikan dengan benar supaya memperoleh data yang akurat.
Untuk menguji kebenaran hipotesis dapat dilakukan melalui eksperimen. Alat dan bahan serta cara kerja diperhatikan dengan benar supaya memperoleh data yang akurat.
5.
Mengumpulkan Data
Data yang diperoleh dari eksperimen dinamakan data mentah. Data mentah berarti data asli yang belum diolah sama sekali.
Data yang diperoleh dari eksperimen dinamakan data mentah. Data mentah berarti data asli yang belum diolah sama sekali.
6.
Analisis dan inteprestasi Data
Data mentah yang diperoleh kemudian dianalisis. Biasanya mengolah data menggunakan statistik. Hasil dari analisis tersebut sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan.
Data mentah yang diperoleh kemudian dianalisis. Biasanya mengolah data menggunakan statistik. Hasil dari analisis tersebut sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan.
7.
Menarik Kesimpulan
Kesimpulan harus mengaju pada hipotesis yang telah dirumuskan.
Kesimpulan harus mengaju pada hipotesis yang telah dirumuskan.
C.
Pengamatan Gejala Alam
Pengamatan merupakan suatu proses untuk mengenal sesuatu dengan memperhatikan suatu objek dan peristiwa. Suatu pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan panca indra untuk mengambil informasi atau pengetahuan dari objek dan peristiwa. Pengamatan tidak hanya menyerap setiap hal yang ada, melainkan memilih yang dapat diamati. Pemilihan tersebut dipengaruhi oleh gagasan yang ada dalam pikiran pengamatan. Pengetahuan dan prinsip yang ada pada pengamat memengaruhi yang dilihat, didengar, dan dirasakan.
Pengamatan merupakan suatu proses untuk mengenal sesuatu dengan memperhatikan suatu objek dan peristiwa. Suatu pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan panca indra untuk mengambil informasi atau pengetahuan dari objek dan peristiwa. Pengamatan tidak hanya menyerap setiap hal yang ada, melainkan memilih yang dapat diamati. Pemilihan tersebut dipengaruhi oleh gagasan yang ada dalam pikiran pengamatan. Pengetahuan dan prinsip yang ada pada pengamat memengaruhi yang dilihat, didengar, dan dirasakan.
Pengamatan dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu pengamatan kualitatif. Pengamatan kualitatif yaitu pengamatan yang
dilakukan hanya dengan menggunakan alat indra tanpa mengacu kepada satuan
pengukuran baku tertentu. Sedangkan pengamatan kuantitatif yaitu pengamatan yang
dilakukan dangan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran
baku tertentu.
Pengamatan objek biologi tidak hanya
dilakukan di laboratorium. Pengamatan biologi di alam merupakan awal dimulainya
ilmu biologi. Pengamatan di alam mencakup pengamatan hewan, tumbuhan, dan
factor fisik yang memengaruhinya, seperti
cahaya, suhu, kelembapan, dan ketinggian tempat.
1.
Pengamatan Melalui Pembedahan
Mempelajari suatu makhluk hidup dengan
menggunakan pengamatan tubuh luar akan memperoleh morfologinya. Untuk
mendapatkan informasi atau konsep yang lebih lengkap tentang susunan tubuh
hewan oerlu mengamati dan mempelajari anatomi tubuh hewan tersebut.
Oleh karna itu, kita perlu
melakukan pembedahan dengan membuka kulit. Sebelum melakukan pembedahan,
terlebih dulu kita perlu memahami arah pembedahan dan posis tubuh suatu hewan.
Sehingga kita dapat
membagi menurut arah tubuh bagian depan (anterior), arah tubuh bagian belakang
(posterior), arah tubuh bagian punggung (dorsal), dan arah tubuh bagian perut (ventral).
2.
Koleksi
Objek Biologi
Dalam mempelajari biologi kita akan
menemukan masalah dan akan berusaha memecahkan permasalahan itu. Misalnya tidak
semua objek penelitian dengan mudah ditemukan di sekitar kita karna objek
tersebut langka atau habitat jauh sehingga kita membutuhkan suatu koleksi hewan
awetan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
membuat koleksi awetan antara lain sebagai berikut.
a.
Kelengkapan
organ tubuh objek.
b.
Cara
pengawetan dan penyimpanan objek.
c.
Kelestarian
objek dengan membatasi pengambilan objek.
Contoh koleksi objek biologi adalah
sebagai berikut.
a.
Herbarium
adalah pengkoleksian tumbuhan kering.
b.
Insektarium
adalah pengoleksian serangga kering yang diawetkan.
c.
Taksiderium
adalah pengoleksian burung kering yang diawetkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar